Dilihat
dari letak geologis, cuaca dan kondisi sosial, Indonesia rentan
terhadap beragam bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah
longsor, badai dan angin topan, wabah penyakit, kekeringan dan gunung
api. Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti gunung api) bertemu
dengan masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng gunung api) yang
mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk
menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan atau pemahaman tentang
gunung api atau tidak siap siaga). Dampak yang muncul adalah
terganggunya kehidupan masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan
harta benda serta korban jiwa.
Karena
umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau
tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana
untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat, dapat
dilakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana. Selain itu,
agar masyarakat mengetahui langkah-langkah penanggulangan bencana
sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri
secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri,
dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang
aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana
Gunung
berapi meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi,
tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan
batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri
daerah sekitarnya. Akibat letusan tersebut bisa menimbulkan korban jiwa
dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan
bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang
terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di
Propinsi Banten, Indonesia.
a. Dampak Letusan
Gas
vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung
api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen
Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang
membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat
tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer
mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang
ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar
adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran
bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa
lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung
api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian
bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar
dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan
dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental
dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin.
Awan
panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling
berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan
panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletusAwan
panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas
jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang
dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material
berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan
jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak
karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka
bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau
kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas.
Abu
Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Pada
letusan besar seperti pernah terjadi di Gunung Krakatau, abu yang
dihasilkan bahkan menutupi sinar matahasi sampai berminggu-minggu.
b. Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam Menghadapi Letusan Gunung
Langkah kongkrit dalam kesiapsiagaan terhadap letusan Gunung antara lain adalah :
- Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya
- Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
- Membuat sistem peringatan dini
- Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
- Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang
- Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
- Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
- Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
c. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Saat Terjadi Letusan Gunung
Tindakan yang dilakukan ketika telah terjadi letusan adalah :
- Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
- Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
- Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
- Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa kontak
- Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
- Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
d. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Terjadinya Letusan
Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :
- Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
- Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
- Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian
Penanganan
bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah
terjadi letusan.
a. Penanganan sebelum terjadi letusan
- Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
- Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung berapi
- Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
- Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
- Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di gunung berapi
- Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan sarana san prasarana
b. Penanganan saat terjadi letusan
- Memebentuk tim gerak cepat
- Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan peralatan yang memadai
- Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
- Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
c. Penanganan setelah terjadi letusan
- Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
- Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
- Mmemberikan saran penanggulangan bencana
- Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
- Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
- Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
- Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.